Memahami Hakikat Pintu-Pintu Masuk Syeitan
Iblis dan syeitan sudah menjadi musuh manusia sejak zaman Nabi Adam AS. Dengan bala tentaranya, iblis menggoda manusia agar jauh dari hukum-hukum Allah dan Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa-alihi Wasallam dan menolak setiap kebenaran yang datang darinya.Menghindari Diri Dari Tipu Daya Syeitan
Banyak cara menghindari bujuk-rayu dan tipu-muslihat iblis ini. Disamping mendekatkan diri pada sang Pencipta (ALLAH), pergaulan yang islami juga penting untuk membangkitkan rasa empati dan belajar menata hati dan diri dalam kebersamaan agar senantiasa selalu dalam suasana islami yang diridhai Allah dan Rasulullah SAW dan kaum Mukmin.Manusia Terlahir Fitrah Suci Tanpa Dosa
Ingat! manusia itu terlahir secara fitrah. Fitrah dalam arti tidak membawa dosa dan ini pula yang membedakannya dengan agama lain yang katanya setiap manusia lahir sudah membawa dosa. Dalam islam, manusia terlahir dalam keadaan fitrah, yang berarti, suci dan tidak bernoda (dosa). Ibu bapaknya lah yang menjadikannya muslim, majusi, nasrani atau yahudi. Setelah risalah islam sampai ke dunia dimana kita berada, wajib menjadikan anak-anak kita dan keturunan kita hidup dan mati dalam keadaan muslim, beriman kepada Allah dan Rasulullah SAW atau husnul khotimah.Dalam kehidupannya, manusia mulai mengembangkan kepribadiannya yang terbentuk; baik dari dalam dirinya, lingkungan maupun ibu bapak dan keluarganya. Sejalan dengan itu, tidak bisa dipungkiri berbagai godaan mungkar (berbau dosa) membanjiri setiap detik langkah kita menuju jalan dan ketentuan Allah. Godaan yang tak terlihat oleh mata dan tak terdengar oleh telinga inilah yang terkadang sulit bagi kita tuk membedakannya apakah apa-apa yang terlintas dalam benak kita itu datang dari iblis/syeitan atau dari Allah/malaikat.
Dengan menyibukan diri dengan segala hal yang berbau islami dan berbau aktivitas islami secara langsung atau tak langsung dan terkadang tanpa kita sadari akan terus dan tetap menjaga hati kita untuk terus mendekatkan diri pada Allah, Tuhan Semesta Alam dan mencapai Ridha-NYA.
Pintu-pintu Iblis dan Syeitan Zaman Now
Tidak sedikit ajakan, saran dan nasihat yang kita dengarkan dan kita lihat di media sosial, facebook, twitter dan media visual seperti youtube yang berisi kebenaran dari Allah, seperti dari ustadz abdul somad, syeikh ali jaber, ustadz mansur, ustadz jefri, ustadz zulkifli, buya yahya, habib rizieq, habib bahar, kh.zainuddin mz, ustadz arifin ilham dan sebagainya.Dengan media ini juga kita bisa menimba ilmu Allah dan berguru pada salah satu yang diyakini berdasarkan hasil keputusan Allah melalui istikhoroh kita, tanpa menggunjingkan, mengadu domba, menghasut atau menghukumi yang ini benar dan yang itu salah karena adalah fitrah dan rahmat Allah perbedaan pendapat dari para ulama tersebut dan untuk menghindari perpecahan umat islam secara keseluruhan. Cukup yakini mana yang menurutmu benar dan yakin setelah istikhoroh tersebut.
Pergaulan bebas, istilah gaul anak-anak zaman now atau yang identik dengan itu menjadikan hati kita keras dan jauh dari rahmat, hidayah dan ampunan Allah. Kita sendiri lah yang menjauhkan diri, hal ini terbukti dengan lebatnya hujan nasehat Allah melalui para ulama dan ustadz tersebut sering kali kita abaikan dan anggap begini atau begitu.
Bila ada satu nasehat saja yang cocok dengan keyakinan kita dan menguntungkan kita, kita memujanya, mengikutinya dan berlomba-lomba tuk men-sharenya, padahal 1 kali share hal-hal bathil yang belum pasti kebenarannya akan menyeret kita semakin ke dalam dan jauh dari ketentuan Allah.
Dengan kata lain;
"Bila menguntungkan pihak kita maka kita ambil, bila tidak menguntungkan, kita buang"
Apakah, apabila, sesuatu itu tidak menguntungkan kita secara sekilas tapi memperburuk kita dihadapan Allah masih tetap kita pegang dan ambil sesuatu itu? Ini dia masalahnya! kita kadang terjebak dengan pendapat umum dimana kita bergaul yang mayoritas teman-teman kita itu berhati keras dan jauh dari ridha Allah, atau mayoritas yang nampak islami tapi justru menjerumuskan kita. Berpegang pada Al-qur'an dan Hadits, tanpa berguru, sama saja menganggap kita lebih mulia dan lebih pintar dari perawi hadits, para ulama dan para ustadz. Oleh karena itu, pilihlah diantara para ulama yang kita yakini dia paling takut pada Allah dari hasil istikhoroh kita.
Pernah kita mendengar dari para ulama, kiyai atau ustadz atau guru kita atau bahkan keluarga dan teman kita untuk menganjurkan menggunakan hijab bagi kaum hawa muslimah, tapi kita membanjiri mereka dengan jutaan alasan dan kata "tapi"?
Mari kita ulas sejenak... Tidak menjadi masalah kita beralasan ini itu dan berkeyakinan penuh atas perkara ini dan itu menurut guru-guru kita, tapi mari kita tanyakan pada diri kita sendiri: Yang manakah yang Allah dan Rasulullah SAW lebih ridhai, lebih sukai dan lebih disayangi; pakai hijab atau tak berhijab?
"Jawabannya sudah pasti ada dalam hati kecilmu. Hati kecilmu itu tidaklah mendustaimu dan selalu berusaha mengajarimu dan mengajakmu ke arah ridha Allah."
Alasan & Kata "Tapi" yang Menjerumuskan
Mengatakan alasan-alasan atau kata "tapi" atas suatu perkara yang telah kita akui dihati kecil kita bahwa berhijab lebih disukai dan dicintai Allah ketimbang tak berhijab akan membuka pintu-pintu hati kecil kita untuk rela dimasuki dan dipenuhi oleh syeitan yang anti Allah. Semakin terbuka pintu hati kecil itu buat si syeitan, akan membuat hati kecil kita semakin keras, semakin menolak dan anti semua hukum-hukum Allah. Na'udzubillahi!Takutlah akan firman Allah sbb:
تَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ
"Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka , dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.(Al-Baqarah: 7).
Sebelum Allah mengkunci mati hati kita, maka dengarkan (sami'na) dan patuhi (atho'na) apapun yang datang dari Allah dan Rasulullah SAW, Para Sahabat 4 Nabi Muhammad SAW khususnya (Abu Bakar As-Siddiq RA, Umar Ibnu Khottob RA, Ustman Ibnu Affan RA dan Ali Ibnu Tholib RA), para ulama dan ustadz yang diberi petunjuk oleh Allah tanpa alasan apapun dan kata "tapi".
Yakinlah dengan keyakinan tertinggi dari Allah bahwa:
"Apabila kita pasrah totalitas atas ketentuan Allah, maka Allah sendiri yang akan turun tangan memelihara kita secara totalitas pula."
Dan, Allah-lah sebaik-baik tempat kembali dan tempat mengadukan segala urusan dunia dan akhirat kita. Semoga Allah mengkarunia kita ilmu yang bermanfaat, anak dan keturunan yang shalih dan shalihah, rezeqi yang halal, berkah dan bermanfaat, sehat-wal'afiat untuk beribadah dan bekerja, hidup didunia dan di akhirat dengan bahagia dan dibawah ampunan dan anugrah Allah Ta'ala dan mati dalam keadaan khusnul khotimah dimana Allah & Rasulullah SAW, para ulama dan ustadz, guru-guru, keluarga, masyarakat dan muslimin dan muslimat ridha pada kita. Amin Allohumma Amin.
By TauhidKalam